Selasa, 07 Mei 2013

Bab VII Ilmu Alamiah dan Teknologi Masa Depan Sehubungan dengan Kelangsungan Hidup Manusia


Potensi Panas Bumi Indonesia
 Sampai saat ini, sumber energi dunia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil yang persediaannya semakin menipis. Akibatnya, setiap terjadi kenaikan harga bahan bakar fosil selalu menimbulkan dampak ekonomi yang sangat besar. Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil juga terbukti memberikan kontribusi yang besar terhadap emisi CO2 sebagai gas rumah kaca penyebab terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Karena itu sudah saatnya ketergantungan terhadap sumber energi fosil dikurangi dan dialihkan pada sumber energi alternatif yang tidak hanya melimpah tetapi juga ramah lingkungan. Salah satu sumber energi yang memenuhi kriteria tersebut adalah energi panasbumi.

Dari sisi dampaknya terhadap lingkungan, energi panasbumi merupakan sumber energi alternatif yang relatif bersih dibandingkan sumber energi fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam. Secara umum, pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTPB) hanya mengemisikan CO2 sebagai salah satu gas rumah kaca dalam jumlah yang sangat kecil. Studi yang dilakukan IAEA pada tahun 1989 menunjukkan bahwa PLTPB hanya mengemisikan 57 gram CO2untuk setiap kWh listrik yang dihasilkan, sedangkan studi pada tahun 1992, PLTPB hanya mengemisikan 42 gram CO2untuk setiap kWh. Sementara untuk pembangkit listrik tenaga fosil mengemisikan 460 – 1290 gram CO2 untuk setiap kWh listrik (Trevor, 2005).

Sementara dari sisi potensinya, Indonesia mempunyai sumber panasbumi yang melimpah dengan potensi sekitar 27.000 MW atau sebesar 40% cadangan dunia yang merupakan terbesar di dunia Namun demikian, pemanfaatan energi panasbumi baru mencapai 900 MW atau 4% dari kapasitas terpasang nasional. Pengembangan energi panasbumi tahun 2020 diharapkan dapat menjadi 6000 MW (Ibrahim, 2005).

Tentu menjadi pertanyaan, mengapa dengan potensi yang sangat besar ternyata masih sangat sedikit sekali dimanfaatkan? Yang saya tahu, pertama, sifat nature panasbumi yang tidak bisa disimpan di dalam wadah atau tangki sebagaimana halnya seperti BBM (masak mau disimpan di termos??). Jadi begitu dikeluarkan dari perut bumi, harus langsung dimanfaatkan, baik untuk pemutar turbin untuk pembangkit listrik, maupun kegunaan lain seperti pemanas, pengering, dsb. Karenanya pemanfaatan energi panasbumi ini lebih bersifat lokal, kecuali telah terintegrasi dengan jaringan listrik (Jawa-Bali misalnya). Kedua, proses pengembangan mulai dari eksplorasi hingga eksploitasi masih merupakan kegiatan yang high investation, high risk. Ketiga, kebijakan pemerintah masalah harga listrik dari panasbumi yang dinilai terlalu mahal, apalagi pembeli listrik hanya dimonopoli PLN. Keempat, kendala sosial-budaya di masyarakat. Sebagai contoh, kasus di Bedugul Bali, dimana ada resistensi dari masyarakat sekitar karena pembangunan fasilitas dikhawatirkan akan mengganggu hutan adat mereka. Atau seperti di Dieng yang pada tahun 70-an sempat heboh dengan gas beracun yang menewaskan banyak orang sehingga khawatir kalau dieksploitasi juga akan menimbulkan dampak serupa. Ditambah lagi dengan kejadian meledaknya pipa transmisi uap di Dieng beberapa waktu yang lalu menambah ‘trauma’ masyarakat.

Energi panasbumi sendiri sebenarnya kurang tepat jika disebut sebagai sumber energi yang terbarukan, tetapi lebih tepat dikatakan sebagai sumber energi yang berkelanjutan (sustainable). Istilah pertama (terbarukan) berkaitan dengan sifat alami sumber panas tersebut yakni adanya intrusi magma, sedangkan istilah berkelanjutan lebih berhubungan dengan bagaimana sumberdaya tersebut dimanfaatkan (Axelsson, 2005). Pada sistem panasbumi, pemanfaatan energi dapat diperpanjang atau berkelanjutan dengan strategi produksi dan injeksi yang optimal. Hal ini disebabkan fluida panasbumi sebagai media penghantar panas (energi) berasal dari air meteorik (air hujan) sehingga harus tetap terpelihara ketersediaannya dengan cara reinjeksi kembali fluida yang telah diproduksi ke dalam reservoir.Sustainable secara umum berarti sistem produksi yang diaplikasikan dapat menunjang tingkat produksi dalam jangka waktu yang lama (the production system applied is able to sustain the production level over long times) (Rybach, 2006).

Letak Indonesia secara tektonik berada pada daerah pertemuan antara tiga lempengan yaitu lempengan Euroasia, India-Australia dan Pasifik. Daerah subduksi terjadi antara dua lempengan, yaitu lempeng Euroasia dan India-Australia, memanjang dari pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusatenggara. Adanya gesekan antara lempengan lautan dan lempengan daratan melalui proses subduksi tersebut menyebabkan terjadinya lelehan batuan pada lapisan litosfer, dimana lelehan tersebut (magma) naik menuju permukaan (ekstrusi) membentuk gunung api. Daerah gunung api mempunyai efek positif terhadap potensi menghasilkan daerah panasbumi.
Beberapa daerah panasbumi di Indonesia yang telah dieksploitasi untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik adalah: Sibayak (Sumatra Utara), Salak, Karaha-Bodas, Kamojang, Wayang Windu, Darajat (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan Lahendong (Sumatera Utara) dengan total kapasitas sebesar 822 MW. Sementara daerah potensial yang sedang dieksplorasi antara lain: Ulubelu (Lampung), Bedugul (Bali), Mataloko (Nusa Tenggara Barat), Kotamubago (Sulawesi Utara) dan lainnya (Fauzi, 2000).

Sumber:

komentar :
Persediaan bahan bakar fosil yang sudah semakin menipis menyebabkan setiap terjadinya kenaikan bahan bakar fosil selalu menimbulkan dampak ekonomi yang sangat besar, selain itu dapat menyebabkan  emisi CO2 sebagai gas rumah kaca penyebab terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Sehubungan dengan kelangsungan hidup manusia dimasa depan ketergantungan terhadap sumber energi fosil dikurangi dan dialihkan pada sumber energi alternatif yang tidak hanya melimpah tetapi juga ramah lingkungan.
Salah satu sumber energi yang memenuhi kriteria tersebut adalah energi panas bumi. Dari sisi dampaknya terhadap lingkungan, energi panas bumi merupakan sumber energi alternatif yang relatif bersih dibandingkan sumber energi fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam. Secara umum, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) hanya mengemisikan CO2 sebagai salah satu gas rumah kaca dalam jumlah yang sangat kecil.



Bab VI Peranan dan Dampak dari Ilmu Alamiah dan Teknologi Sehubungan Dengan Kelangsungan Hidup Manusia

Nuklir, Pembangkit Listrik Dunia
[oleh: Fran Kurnia, Staf Kominfo 102FM]

Kenaikan BBM menimbulkan berbagai dampak negatif dalam masyarakat. Hal ini memang telah diramalkan akan terjadi sebelumnya oleh para eksekutif yang notabene setuju terhadap kenaikan BBM. Tetapi, bukan dampak negatif ataupun politisasi kenaikan harga BBM di Indonesia yang akan dibahas kali ini, melainkan sisi positif yang dapat ditarik dari kemelut permasalahan bangsa ini, yaitu pemenuhan kebutuhan energi listrik dalam masyarakat dengan menggunakan reaktor nuklir.
Perencanaan opsi pembangunan reaktor nuklir dalam memenuhi kebutuhan energi nasional telah dimulai sejak tahun 2000. Lima tahun kemudian, pemerintah sepakat dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama dan rencananya tahun 2010 konstruksi awal PLTN I dimulai sehingga tahun 2016-2017 PLTN I sudah dapat beroperasi [Kompas, edisi cetak 13 Juli 2007]. Lalu yang terjadi hingga hari ini ialah hanya tanda tanya besar akan keberadaan reaktor nuklir di Indonesia.
Jika ditelaah dari ilmu sosial yang telah didapat dari bangku SD hingga perguruan tinggi terlihat bahwa peningkatan populasi penduduk yang berbanding lurus dengan kebutuhan energi,terutama untuk negara yang menunjukkan perkembangan penduduk agrikultural menuju industrial. Menipisnya cadangan sumber energi konvensional (seperti minyak bumi dan gas), serta keterbatasan daya dukung lingkungan terhadap efek penggunaan sumber energi konvensional adalah sebagian alasan pemilihan energi nuklir sebagai alternatif dan cadangan kebutuhan energi dalam negeri.
Sekarang, jika melihat di negara-negara maju, seperti Amerika, Jepang dan Perancis. Bukankah belum pernah terdengar berita di beberapa negara ini terjadi tindakan-tindakan anarkis dari masyarakat akibat kenaikan harga BBM? Mengapa hal ini dapat terjadi? Ya, mereka telah berhasil mengurangi dominasi sumber energi konvensional di negaranya. Sehingga, tidak ada alasan untuk menaikkan harga barang-barang kebutuhan pokok jika harga minyak dunia naik. Lalu bagaimana negara-negara maju ini mengurangi dominasi sumber energi konvensional yang notabene merupakan sumber energi utama untuk negara-negara berkembang? Energi nuklir, yang berhasil membuat reformasi energi itu.




Di seluruh dunia saat ini ada 441 reaktor nuklir. Bahkan, sampai tahun 2020 PLTN akan bertambah 126 buah. Dari jumlah itu, 40 di antaranya berada di China. China sudah bertekad memanfaatkan PLTN yang murah, aman, dan bersih untuk memenuhi kebutuhan 1,3 miliar penduduknya. Di Negara lain, Prancis telah memenuhi 78 persen kebutuhan listriknya dari PLTN. Jepang juga, sekitar 40 persen kebutuhan listriknya diperoleh dari PLTN. Belum lama ini, Presiden AS George W Bush juga telah menyampaikan rencana pembangunan konstruksi energi nuklir AS tahun 2010, dan mengingatkan bahaya seputar ketergantungan pada minyak. Memberikan contoh Perancis, China dan India, Presiden Bush mendesak program 1,1 miliar dolar AS untuk mempromosikan konstruksi pembangkit energi tenaga nuklir, sesuatu yang sudah tidak dilakukan AS sejak 1970-an.
Bahkan, di AS, tahun 2002 presiden AS George Bush telah meluncurkan program Nuclear Power 2010 dengan fokus pada komersialisasi reaktor generasi III+. Program ini didukung oleh US Energy Policy Act2005 (Epact 2005). Berdasarkan UU ini Pemerintah AS memberikan tiga bentuk subsidi bagi industri nuklir: tax production credit sebesar 18 dollar AS/MWh sampai 125 juta dollar AS per 1.000 MW, ketetapan untuk mendapatkan jaminan sampai 80 persen biaya proyek oleh pemerintah federal dan, jaminan risiko (risk insurance) sebesar 500 juta dollar AS untuk dua unit pertama dan 250 juta dollar AS untuk unit 3-6. Jaminan ini akan dibayarkan jika keterlambatan pembangunan bukan disebabkan oleh penerima lisensi [Kompas, edisi cetak 25 Juli 2007]. Berbagai subsidi ini membuat perekonomian PLTN lebih baik karena sejumlah biaya dan risiko investasi ditanggung oleh konsumen dan publik AS.
Rusia dan beberapa negara Eropa barat lainnya merupakan contoh negara-negara yang telah memanfaatkan energi nuklir dalam menghidupi kebutuhan listrik, baik permukiman maupun industri. Tragedi Chernobyl maupun kasus tumpahan limbah radioaktif seharusnya tidak menjadi alasan meniadakan pengembangan energi nuklir di Indonesia. Daya dukung konstruksi, teknologi pengolahan uranium sebagai bahan baku energi nuklir, serta pengolahan limbah radioaktif yang harus dioptimalkan.
Kebutuhan akan listrik adalah primer, apalagi berkaitan dengan pembangunan yang sedang berjalan. Berapa banyak investor yang ke luar Indonesia karena macetnya suplai listrik industri. Berapa kerugian yang diderita perusahaan dan industri kecil menengah selama krisis listrik melanda Indonesia, khususnya daerah Jawa, Madura, dan Bali. Kali ini sudah waktunya Indonesia menggeliat dengan sebuah pembangkit listrik berkelas dunia, reaktor nuklir.

Sumber:

komentar :
Pembangkit tenaga nuklir adalah salah satu energi alternatif untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar fosil karena disebabkan oleh perubahan alam, perubahan cuaca dan perubahan iklim yang terjadi belakangan ini. Salah satu energi yang dapat dihasilkan dari tenaga nuklir digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir. Pembangkit listrik tenaga nuklir dapat diandalkan sebagai pemasok kebutuhan listrik suatu bangsa/negara, sehingga banyak negara membangun reaktor nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi di negaranya.

Selain itu penggunaan PLTN memiliki banyak keuntungan seperti tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, tidak mencemari udara, mengurangi polusi, sedikit menghasilkan limbah padat, biaya bahan bakar rendah, ketersediaan bahan bakar yang melimpah (karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan), dan baterai nuklir. Walaupun demikian masih terdapat beberapa hal yang menjadi kekurangan dari PLTN seperti resiko kecelakaan nuklir, limbah nuklir (limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan tahun).