1.
Definisi
Psikoterapi
Wolberg (1954) merumuskan psikoterapi sebagai suatu
bentuk perawatan (atau perlakuan, treatment) terhadap masalah yang timbul yang
asalnya dari faktor emosi pada mana seorang yang terlatih, dengan terencana mengadakan
hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah sesuatu
sintom dan mencegah agar sintom tidak muncul pada seseorang yang terganggu pola
perilakunya, untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi secara
positif.
Ivey & Simek-downing (1980) mengemukakan bahwa
psikoterapi adalah proses jangka panjang, berhubungan dengan upaya
merekontruksi seseorang dan perubahan yang lebih besar pada struktur
kepribadian.
Hamdani (2001) mengatakan bahwa psikoterapi ialah
perobatan penyakit dengan cara kebatinan atau penerapan teknik khusus pada
penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan penyesuaian diri setiap hari.
Sedangkan menurut Maznah dan Zainal (2003),
psikoterapi ialah proses membantu individu bermasalah yang lebih serius.
Biasanya ia mengambil masa yang lebih lama dan melibatkan peranan psikiatris
yang berkemahiran dalam bidang psikologi dan perobatan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa istilah psikoterapi ialah membantu individu yang emosinya terganggu.
Biasanya melibatkan psikiatris yang mahir untuk memberikan perlakuan atau
treatment khusus kepada pasien yang mengalami masalah atau gangguan mental,
dimaksudkan untuk merekontruksi struktur kepribadian pasien secara positif.
2.
Tujuan
dari Psikoterapi
Tujuan psikoterapi:
a. Perawatan
akut (intervensi krisis dan stabilisasi)
b. Rehabilitasi
(memperbaiki gangguan perilaku berat)
c. Pemeliharaan
(pencegahan keadaan memburuk jangka panjang)
d. Restrukturisasi
(meningkatkan perubahan yang terus-menerus pada pasien)
Menurut Stefflre & grant (1972) pada psikoterapi
tujuannya lebih sentral, tidak hanya memperhatikan saat sekarang, melainkan
yang akan datang, jadi usaha untuk mengubah struktur kepribadian yang mendasar.
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa tujuan psikoterapi yaitu untuk mengubah
pemikiran, perilaku dan perasaan pasien sehingga dapat mengembangkan potensi
dirinya ke arah yang positif.
3.
Unsur-unsur
dari Psikoterapi
Masserman (karasu, 1984) telah melaporkan tujuh “parameter
pengaruh” dasar yang mencakub unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam
hal ini termasuk:
a. Peran
sosial (martabat) psikoterapis)
b. Hubungan
(persekutuan terapeutik)
c. Hak
d. Retrospeksi
e. Re-edukasi
f. Rehabilitasi
g. Resosialisasi
& rekapitulasi
4.
Perbedaan
antara Psikoterapi dan Konseling
Konseling dan psikoterapi memiliki persamaan dan
perbedaan serta mempunyai keterkaitan satu dengan lainnya. Perbedaan antara
keduanya tidak bisa dibuat secara jelas, akan tetapi banyak hal-hal yang
merupakan praktek psikoterapis, dan hal-hal yang merupakan praktek psikoterapis
juga dilakukan oleh konselor. Sekedar gambaran perbedaan adalah sebagai
berikut.
a. Konseling
umunya berkenaan dengan orang-orang yang tergolong normal, sedangkan
psikoterapi terutama berkenaan dengan orang-orang yang mendapat gangguan
psikis.
b. Konseling
lebih bersifat edukatif, suportif, berorientasi kesadaran, dan jangka pendek;
sedangkan psikoterapi lebih bersifat rekonstruktif, konfrontif, berorientasi
ketidaksadaran, dan jangka panjang.
c. Konseling
lebih terstruktur dan terarah kepada tujuan-tujuan yang lebih terbatas dan
konkrit; sedangkan psikoterapi lebih luas dan mengarah kepada tujuan yang lebih
jauh.
Selain itu perbedaan konseling dan psikoterapi
disimpulkan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson
& Rudolph (1983), sebagai berikut:
Konseling
|
Psikoterapi
|
Klien
|
Pasien
|
Gangguan yang kurang serius
|
Gangguan yang serius
|
Masalah; jabatan, pendidikan
|
Masalah kepribadian dan pengambilan
keputusan
|
Berhubungan dengan pencegahan
|
Berhubungan dengan penyembuhan
|
Lingkungan pendidikan dan non medis
|
Lingkungan medis
|
Berhubungan dengan kesadaran
|
Berhubungan dengan ketidaksadaran
|
Metode pendidikan
|
Metode penyembuhan
|
Menurut saya pribadi perbedaan konseling dan
psikoterapi terletak pada tujuannya dari masing-masing. Tujuan konseling
memberikan support dan mendidik kembali, sedangkan psikoterapi bertujuan
merekonstruksi keperibadian seseorang.
5.
Pendekatan
Psikoterapi Terhadap Mental Illness
Menurut J.P. Chaplin ada
beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, diantaranya:
a. Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
b. Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
c. Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
d. Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
6.
Bentuk-bentuk
Utama Terapi
Berdasarkan tujuan dan pendekatan metodis, Wolberg
membagi perawatan psikoterapi menjadi tiga (3) tipe, yaitu :
a. Penyembuhan
Supportif (Supportive Therapy)
Merupakan perawatan dalam psikoterapi
yang mempunyai tujuan untuk memperkuat
benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian), memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi
atau kepribadian,
dan pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang. Penyembuhan
supportif ini dapat menggunakan beberapa metode dan teknik
pendekatan, diantaranya:
ü Bimbingan (Guidance)
ü Mengubah
lingkungan (Environmental Manipulation)
ü Pengutaraan dan
penyaluran arah minat
ü Tekanan dan
pemaksaan
ü Penebalan perasaan
(Desensitization)
ü Penyaluran
emosional
ü Sugesti
ü Penyembuhan
inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)
b. Penyembuhan
Reedukatif (Reeducative Therapy)
Suatu metode penyembuhan yang
mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau
modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun
metode yang dapat digunakan antara lain:
ü Penyembuhan
sikap (attitude therapy)
ü Wawancara (interview
psychtherapy)
ü Penyembuhan
terarah (directive therapy)
ü Psikodrama
c. Penyembuhan
Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan rekonstruktif mempunyai
tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar
terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian
dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain:
ü Psikoanalisis
ü Pendekatan
transaksional (transactional therapy)
ü Penyembuhan
analitik berkelompok
Daftar
Pustaka
1. Chaplin,
J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2. Drs. H. Abdul Aziz Ahyadi. (2005). Psikologi Agama. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
3. Gunarsa,
Singgih D. (2007). Konseling dan
Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
4. Mohammad Aziz Shah Mohamed Arip, Mohammad Nasir Bistaman,
Ahmad Jazimin Jusoh, Syed Sofian Syed Salim, Noor Saper. (2009). Kemahiran Bimbingan & Kaunseling. Kuala
Lumpur: PTS Professional Publishing.
5. Prof. Dr. H. Mohamad Surya. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: C.V. Pustala Bani Quraisy.
6. Paul Morrison & Philip Burnard. (2009). Caring and Communicating: Hubungan
Interpersonal Dalam Keperawatan, Ed. 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar